Sunday, July 7, 2013

Pendapatan Ekonomi Sebagai Indikator Kemakmuran Ekonomi (PAPER)


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

Pendapatan Nasional memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara serta kestabilan perekonomian satu negara dan negara lainnya, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu Negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangpajak tidak langsung.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.


Dampak Pendapatan Nasional (Luar Negeri)
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu syarat mutlak bagi negara-negara dunia ketiga atau Negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk memperkecil jarak (gap) ketertinggalannya di bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi di Negara-negara tersebut, yang pada umumnya dimotori oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang tersedianya sumber daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang sering kali berperan sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah Negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal dari luar negeri melalui berbagai jenis pinjaman atau lebih sering disebut hutang luar negeri.

Dalam jangka pendek, hutang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN), akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata hutang luar negeri pemerintah tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Pada masa krisis ekonomi, hutang luar negeri Indonesia, termasuk hutang luar negeri pemerintah, telah meningkat sangat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga, menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah hutang luar negeri yang baru untuk membayar hutang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi hutang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melalui APBN RI dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya para wajib pajak di Indonesia.

Sejak krisis dunia pada awal tahun 1980-an, masalah hutang luar negeri Negara-negara berkembang semakin memburuk. Negara-negara tersebut semakin terjerumus dalam krisis hutang luar negeri, walaupun ada kecenderungan bahwa telah terjadi perbaikan atau kemajuan perekonomian di Negara-negara itu. Peningkatan pendapatan per kapita atau laju pertumbuhan ekonomi yang semakin baik di Negara-negara tersebut belum berarti bahwa Negara-negara itu dapat dikategorikan menjadi golongan Negara yang maju, dalam arti struktur ekonominya telah berubah menjadi struktur ekonomi industri dan perdagangan luar negerinya sudah mantap. Sebab pada kenyataannya, besar-kecilnya jumlah hutang luar negeri yang dimiliki oleh banyak Negara yang sedang berkembang lebih disebabkan oleh adanya defisit current account, kekurangan dana investasi pembangunan yang tidak dapat ditutup dengan sumber-sumber dana di dalam negeri, angka inflasi yang tinggi, dan ketidakefisienan struktural di dalam perekonomiannya.

Suatu Negara akan dapat mengendalikan hutang luar negeriya bila memiliki struktur finansial yang kuat dan kokoh, dalam hal ini pendapatan nasional Negara tersebut mampu memikul beban langsung yang berupa pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri dan bunganya (debt service) dalam bentuk uang kepada kreditur di luar negeri, karena hutang luar negeri selalu disertai dengan kebutuhan devisa untuk melakukan pembayaran kembali. Pembayaran cicilan hutang luar negeri beserta bunganya merupakan pengeluaran devisa yang utama bagi banyak Negara-negara debitur. Dengan meningkatnya pendapatan nasional, suatu Negara dapat meningkatkan kerjasama dengan Negara lain baik itu kerjasama bilateral maupun multilateral, sehingga dapat membina hubungan yang lebih baik dengan Negara lain, dan bukan tidak mungkin akan meningkatkan derajat Negara di mata Negara lain dan dunia internasional. Namun meningkatnya pendapatan nasional Negara juga membawa dampak yang kurang baik, karena dengan meningkatnya pendapatan nasional berarti kegiatan perekonomian suatu Negara sudah dapat dikatakan berhasil, sehingga banyak Negara lain yang ikut menanamkan modal di dalam kegiatan perekonomian Negara tersebut. Dengan masuknya pihak investor asing dalam pasar internasional di suatu Negara, maka secara tidak langsung akan membawa kebudayaan baru ke dalam Negara tersebut, yang mungkin dapat menggeser kebudayaan Negara tersebut. Dampak buruk lainnya, bila dua Negara melakukan kerjasama akan terjadi kecurigaan atau ketidakpercayaan yang disebabkan oleh minimnya transaksi yang dilakukan dengan pertemuan langsung antar kedua Negara. Jadi, pendapatan nasional dapat berdampak baik maupun buruk bagi suatu Negara, khususnya dalam hubungannya dengan Negara lain (dunia internasional). Namun terlepas dari itu, suatu Negara sudah seharusnya membina hubungan baik dengan Negara lain lewat berbagai kerjasama yang mungkin dapat dilakukan di berbagai bidang seperti bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan lainnya agar dapat meningkatkan pendapatan nasional Negara tersebut di masa yang akan datang.

Kesimpulan
Pendapatan Nasional menentukan tingkat kemakmuran suatu negara dan juga bisa dijadikan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan ekonomi suatu negara. Pendapatan Nasional Luar Negri berpengaruh langsung terhadap hubungan antar negara-negara untuk menanamkan modalnya pada suatu negara guna menciptakan kemajuan bagi negara tersebut. ada beberapa dampak yang diakibatkan dariPendapatan Nasional terhadap Luar Negri itu sendiri, diantaranya:
* Dampak positif dari pendapatan nasional bagi luar negeri adalah dapat meningkatkan kerja sama dengan negara lain dengan begitu akan tercipta suatu kekuatan ekonomi antar kedua negara tersebut, kemudian dapat meningkatkan derajat suatu negara di mata negara lain, maksudnya adalah negara dengan pendapatan ekonomi yang stabil akan menjadi tujuan investasi modal dari negara lain, dengan begitu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.
* Dampak negatifnya adalah masuknya kebudayaan asing yang bisa menggeser kebudayaan lokal atau budaya asli dari suatu negara, kemudian dengan menjalin kerja sama antar kedua buah negara yang berbeda akan membuat jarak temu yang berakibat menimbulkan rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan.html
http://farahriza-farahriza.blogspot.com/p/penilaian-tingkat-kemakmuran-dan.html?m=1
http://panduzone.blogspot.com/2011/04/dampak-pendapatan-nasional-luar-negeri.html?m=1

Tuesday, July 2, 2013

Makalah Pertumbuhan Ekonomi


BAB I
PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Masalah
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara - cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonomi dan politisi dari semua negara, baik negara - negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistikanya yang berkenan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhannya yang membesarkan hati. "Pengejaran pertumbuhan" merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.

Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda yaitu Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distiribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.


B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ternyata memang beda antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi. Hal yang akan dibahas disini adalah apa sajakah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.


Bab II
TINJAUAN PUSTAKA



A. PENGERTIAN
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agrerat per kapita.
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang.

B. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori Pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi 2 :
1.Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
a. Fredeerich List (1789-1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich listber adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen Theorien (Teori Tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi dibagi 4 sebagai berikut :
1). Masa berburu dan mengembara
Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri.
2). Masa berternak dan bertanam
Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam.
3). Masa bertani dan kerajinan
Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memlihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengejar usaha sampingan.
4). Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan.
Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
b. Karu Bucher (1847-1930)
Tahap Perekonomia dapat dibagi menjadi 4 :
1). Rumah tangga tertutup.
2). Rumah tangga kota.
3). Rumah tangga bangsa.
4). Rumah tangga dunia.
c. Werner Sombart (1863-1947)
1). Prakapitalisme (Varkapitalisme).
2). Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme).
3). Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus).
d. Walt Whitmen Rosfow (1917-1979)
1). Masyarakat tradisional (Teh Traditional Society).
2). Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off).
3). Lepas landas (Take off).
4). Perekonomian yang matang/dewasa (Matarty of economic).
5). Masa ekonomi konsumsi tinggi (High mass consumption).

2.Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
a. Teori pertumbuhan menurut Adam Smith
An Inquiry into the natur and causes of the wealth of the nation, teorinya yang dibuat dengan teori The Invisible Hands (Teori tangan-tangan gaib).
Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh 2 faktor yang saling berkaitan:
1). Pertumbuhan Penduduk
2). Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini:
1). Sumber-sumber alam
2). Tenaga Kerja (Pertambahan Penduduk)
3). Jumlah Persediaan
b. David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Richardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Pendapat Richardo ini sejalan dengan teori yang dikemukanan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (Hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (1,2, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (1,2,4,8,16, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.
Teori pertubuhan ekonomi Neoklasik
c. Robert Sollow
Robert Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan output yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
d. Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbuhan ekonomi menurut Harrod dan Domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.
e. Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.

C. UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Apakah alat yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara? Menurut M. Suparko dan Maria R.Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yag global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupaka ukuran yanh lebih tepat karena telah memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatan perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.
3. Pendapatan Per Jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan dengan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.

D. MODEL-MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Harrord Domar
Keadaan "Steady-State Growth


Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adalah model pertumbuhan yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, model itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang menjadi teori jangka panjang.
Pada model Harrod-Domar investasi diberikan peranan yang sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh kembar. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi mempengaruhi kepasistas produksi nasional dengan menambah stok modal yang tersedia.
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya sebagai "Pertumbuhan Ekonomi yang Mantap (Steady-State Growth)" efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengaharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (Golden Age).
Disamping iu Harrod mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi atau inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya akan menjadi hancur (Jadi keseimbangan yang tidak stabil).
Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan didalam modelnya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh seulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Model Neo-Klasik sebagaimana dikemukakan oleh solow (juga Swan) mencoba memperbaiki kelemahan model Harrod-Domar dengan mengolah asumsi yang mengenai fungsi produksi yang digunakan, dari fungsi produksi dengan proporsi tetap, menjadi fungsi produksi dengan proporsi yang variabel.
Berbeda dengan visi Harrod-Domar yang suram dan menakutkan visi teori Neo-Klasik adalah visi yang menggembirakan dan serasi dengan proses ekonomi yang otomatik dan mekanistik. Kelemahan pokok teori Neo-Klasik adalah dihilangkannya peranan pengharapan para pengusaha yang dalam teori Keynes menduduki peranan sentral.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN



A. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil "neto" atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut invetasi "infrastruktur" ekonomi dan social. Di samping invetasi yang bersifat langsung banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk menginvestasikan dana dalam berbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap manusia.
Segenap kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk investasi yang menjurus ke akumulasi modal.
2. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap sebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domesticnya. Meskipun demikian, kita masih mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di Negara-negara berkembang (sehingga banyak diantara mereka yang mengalami kelebihan tenaga kerja) benar-benar akan memberikan dampak positif, atau justru negatif, terhadap pembangunan ekonominya. Sebenarnya, hal tersebut (positif atau negativenya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi) sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan Teknologi (Technological Progress) bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (laborsaving technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capitalsaving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajakan tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kamajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimbah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape, televise, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting technological progress). Jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi pertanian.

B. MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Posisi negara-negara berkembang dewasa ini dalam banyak hal berbeda dengan yang dimiliki oleh Negara-negara maju pada saat lepas landas ke arah era pertumbuhan ekonomi modern. Dalam kondisi awal tersebut, paling tidak terdapat delapan perbedaan penting yang memperngaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern. Kedelapan butir perbedaan yang utama dan yang perlu dianalisis lebih lenjut itu adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia.
2. Perbedaan perdapatan per kapita dan tingkat GNP dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
3. Perbedaan iklim.
4. Perbedaan jumlah penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya.
5. Peranan sejarah migrasi internasional.
6. Perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan dari perdagangan internasional.
7. Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah da teknologi dasar.
8. Stabilitas dan flektibilitas lembaga-lembaga politik dan sosial.
Oleh karena itu agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat dilakukan upaya perbaikan di segala bidang dan mengeluarkan berbagai macam kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi di setiap negara berbeda-beda tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan/penghasilan dari penduduknya. Jika pendapataan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.
Beberapa ahli ekonomi mengemukakan pertumbuhan ekonomi dengan persepsi yang berbeda-beda. Seperti pada aliran klasik Neo Klasik. Sebagai contoh nya: Robert Solow mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil/output. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi dalam arti yang berbeda-beda.
Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu negara terus memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok seperti minya yang katanya bisa menjadikan lebih baik tingkat perekonomian kita.

B. Saran

Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujudnya bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan kesehatan dasar masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sektor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Sepertinya telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-negara maju oleh kelompok kaya yang sesungguhnya bisa menabung.
5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara insentif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan yang bisa mengeram atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis dan ekonomi.
6. Pemerintah dapat meningkatkan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapastias produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi. Tetapi juga faktor permintaan luar negri . Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.


DAFTAR PUSTAKA
Bambang Sutrisno. Pengantar Ekonomi

Monday, July 1, 2013

Tanggapan Mengenai Artikel "Pertumbuhan Ekonomi"



Perekonomian Indonesia Tidak Ditangani dengan Benar

JAKARTA, KOMPAS.com - Depresiasi rupiah terhadap dollar AS yang konstan terjadi sejak Januari 2012 adalah sebuah sinyal tentang struktur ekonomi yang tidak benar. Ini juga akibat dari penanganan ekonomi yang tidak dilakukan secara benar.
”Para pejabat dan teknokrat ekonomi tidak mengerti tentang perekonomian. Di negara ini, terjadi fenomena orang yang salah di tempat yang salah pula,” demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Mudradjad Kuncoro, Rabu (15/5/2013).
Ia mengomentari laporan Investment Research UBS, bank besar di Swiss, yang menunjukkan bahwa hanya rupiah yang melemah terhadap dollar AS di antara raksasa ASEAN. Kurs ringgit Malaysia, baht Thailand, peso Filipina, dan dollar Singapura menguat. Pergerakan kurs mata uang lima negara ASEAN seragam sejak Januari 2011. Namun, sejak Januari 2012, mendadak kurs rupiah liar sendirian.
Pada Januari 2012, nilai tukar rupiah Rp 9.379,18 per dollar AS dan 15 Mei 2013 menjadi Rp 9.797 per dollar AS. Ini berdasarkan acuan kurs beli Bank Indonesia.
Laporan UBS menunjukkan, pelemahan kurs rupiah disebabkan neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit sebesar 24 miliar dollar AS. Thailand, Singapura, Filipina, dan Malaysia mengalami surplus.
Neraca transaksi berjalan memperlihatkan komposisi ekspor-impor, juga arus modal dan arus keluar. Jika ekspor melebihi impor dan arus modal masuk melebihi arus keluar, akan terjadi surplus, begitu juga sebaliknya. Neraca transaksi berjalan yang surplus akan mendorong apresiasi kurs.
Direktur Bank Pembangunan Asia untuk Indonesia Edimon Ginting mengatakan, ada beberapa penyebab defisit neraca transaksi berjalan yang selanjutnya menyebabkan pelemahan kurs. Pertumbuhan ekonomi terjadi akibat investasi. Ini kemudian membutuhkan barang-barang modal impor. Kegiatan ekspor manufaktur Indonesia juga relatif meningkat sehingga membutuhkan bahan baku impor. Ini sinyal positif bagi ekonomi.
Hanya saja, perkembangan impor barang modal dan bahan baku tidak diikuti dengan melejitnya ekspor. Ini karena ekspor Indonesia tetap didominasi komoditas primer yang tidak memiliki nilai tambah tinggi. Hal ini diperburuk lagi dengan peningkatan impor bahan bakar minnyak (BBM). Ini yang menyebabkan terjadi defisit neraca transaksi berjalan.
Hal senada dikatakan ekonom dan Dekan Fakultas Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Jakarta, A Prasetyantoko. ”Defisit neraca transaksi berjalan merupakan konsekuensi dari beberapa kelemahan, yakni impor BBM yang terlalu besar dan tidak diimbangi ekspor secara umum. Ini artinya terjadi aliran uang lebih besar keluar daripada yang masuk,” tuturnya.
Tak berubah
Mudradjad menambahkan, keunikan Indonesia dari tetangga ASEAN lainnya adalah karena penanganan ekonomi yang tidak pernah benar. Sebagai contoh, perekonomian Indonesia dari dulu tetap ditopang konsumsi swasta dengan porsi sumbangan lebih dari 55 persen terhadap produksi domestik bruto. Ini artinya perekonomian mayoritas ditopang konsumsi, yang didorong kredit perbankan yang juga menaikkan inflasi.
Adalah lebih baik jika perekonomian didorong porsi lebih besar sektor investasi. Dengan porsi investasi lebih besar diharapkan juga terjadi proses pendalaman struktur ekonomi.
”Akan tetapi, pendalaman struktur ekonomi ini tidak pernah terjadi secara signifikan. Mayoritas ekspor Indonesia juga didominasi komoditas ekspor primer. Ini sejak lama juga tidak ditangani dengan benar lewat kebijakan industrialisasi,” ujarnya.
Di sisi lain, arus dana masuk sifatnya lebih banyak jangka pendek, bukan jangka panjang. Ini rawan karena dana itu mudah lari. ”Jadi, fundamental ekonomi kita tak baik.” (MON)




TANGGAPAN
MEnurut Kami, perkembangan ekonomi di Indonesia setiap tahun malah semakin turun bukan meningkat. Bisa dilihat dari lemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS. Rupiah tercatat berada pada posisi Rp 10.007 per dollar Amerika Serikat (AS) atau turun 0,87 persen jika dibandingkan kemarin di level Rp 9.920 per dollar AS. Sementara itu, nilai kurs tengah rupiah dari Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu berada di posisi Rp 9.939 per dollar AS. Dan faktor lainnya yang menunjang melemahnya pertumbuhan ekonomi adalah terlalu banyaknya pengeluaran negara dibandingkan dengan pemasukannya. Salah satu upaya pemerintah untuk menguatkan nilai rupiah adalah dengan menaikan harga BBM. Mungkin dengan solusi seperti itu perkembangan ekonomi di indonesia bisa meningkat dari yang sebelum-belumnya.