Wednesday, November 13, 2013

Ide Pokok Dari Sebuah Artikel

Berikut ini adalah contoh sebuat artikel yang terdapat ide pokok:


BBM Lintas Platform Belum Bisa Kalahkan WhatsApp


KOMPAS.com — Aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) lintas platform mulai mampu mengalahkan para pesaingnya. Hal tersebut dibuktikan dari tingginya durasi pemakaian aplikasi BBM dibandingkan dengan aplikasi mobile messenger yang sudah hadir duluan di platform Android.

Berdasarkan hasil survei dari Mobidia, seperti dikutip dari BGR, Senin (11/11/2013), penggunaan BBM rata-rata menyentuh angka 40 menit setiap harinya di Amerika Serikat.

Durasi tersebut mampu jauh mengungguli aplikasi messenger populer lainnya, Tango, yang mencapai 24 menit per harinya.

Sekadar catatan, pengguna Tango sendiri sebenarnya telah menyentuh angka yang cukup tinggi. Menurut catatan situs BGR, Tango telah mendapatkan 130 juta pengguna tahun lalu dan telah memiliki platform game sendiri, mirip dengan aplikasi Line. 

Waktu penggunaan aplikasi BBM tersebut sebenarnya masih sedikit kalah jika dibandingkan dengan Viber. Masih menurut Mobidia, pengguna Viber di Amerika Serikat rata-rata memakai aplikasi ini selama 44 menit setiap harinya.

Bagaimana dengan wilayah Eropa? Penggunaan BBM di Eropa juga cukup tinggi. BBM berhasil mengalahkan aplikasi mobile messenger buatan Jepang, Line. Apabila durasi penggunaan BBM mencapai 59 menit, maka waktu harian pengguna Line hanya menyita 38 menit.

Namun, BBM masih belum mampu mengalahkan aplikasi messenger raksasa, WhatsApp. Pengguna aplikasi ini menghabiskan 160 menit atau sekitar 2 jam 40 menit dalam satu hari untuk menggunakan aplikasi tersebut.

Sayangnya, survei tersebut tidak mencakup wilayah Asia.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Lebih gemar menggunakan aplikasi messenger yang mana?



Berdasarkan artikel tersebut, saya dapat menyimpulkan ide pokoknya, yaitu:
- Paragraf 1: "Aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) lintas platform mulai mampu mengalahkan para pesaingnya." (deduktif)
- Paragraf 4: "Menurut catatan situs BGR, Tango telah mendapatkan 130 juta pengguna tahun lalu dan telah memiliki platform game sendiri, mirip dengan aplikasi Line." (induktif)


Sumber:
1. http://tekno.kompas.com/read/2013/11/11/1913037/BBM.Lintas.Platform.Belum.Bisa.Kalahkan.WhatsApp

Perkembangan Alinea

Metode-Metode Pengembangan Alinea

a.  Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.

b.  Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

c.   Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

d.  Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

e.  Metode Perbandingan
Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.


Contoh-Contoh Pengembangan Alinea

1. Alinea Definisi
Loyalitas pelanggan adalah suatu sikap dan prilaku seseorang untuk tetap bertahan dalam membeli sesuatu pada took yang diyakininya sebagai took yang dapat dipercaya,baik tentang harga maupun tentang kualitas barag.Meskipun banyak took-toko baru yang bermunculan,ia tetap menjadi pelanggan yang setia pada took itu betapapun gencarnya usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan lain,keyakinannya tidak goyah terhadap took yang dilangganiya.

2. Alinea Proses
Sebagai suatu fungsi penyediaan jasa,akuntansi merupakan sumber informasi keuangan yang bersifat kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan.Sebagai suatu system informasi,petugas akuntansi (akuntan) melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan.Perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan data akuntansi sehari-hari.Hari ini perlu dilakukan sbagi pedoman untuk membuat keputusan ekonomis.

3. Alinea Contoh
Perubahan telah terjadi pada industri tradisional.Berbagai jenis peralatan produk baru seperti mesin potong, mesin pres, mesin bor, mesin bubut mesin las kini telah meningkat kapasitasnya dengan berlipat ganda. Kapasitas mesin potong pada industri modern telah banyak meningkat sebanyak ribuan kalilipat selama 1900-an. Hal ini dimungkinkan karena telah ditemukannya logam yang tetap keras meskipun dioprasikan dalam kecepatan sangat tinggi. Disamping itu, telah tercipta pula mesin-mesin peralatan yang sangat kuat untuk mendukung proses tersebut.

4. Alinea Sebab Akibat
Masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat adalah masalah keuangan.Produksi barang dan jasa melimpah-limpah ditawarkan kepada masyarakat,sedangkan kemampuan masyarakat untuk membeli dan memperolehnya sangat terbatas.Penghasilan mereka rata-rata jauh lebih rendah daripada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Oleh sebab itu,mereka tidak bisa memperoleh semua barang dan jasa yang diperlukan.

5. Alinea Perbandingan
Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat primitive dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang diperlukannya tidak ada dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat yang diperluka untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan masyarakat modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau membayar jasa. Alat-alat yang diperlukan merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memperolehnya.



Sumber:
1. http://bhebehg.blogspot.com/2012/12/artikel-metode-pengembangan-alinea.html


Tuesday, November 12, 2013

Alinea


Pengertian Alinea


    Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
    Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Meskipun demkian, ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat saja, penyebabnya antara lain :
1. Kurang dikembangkan oleh penulis.
2. Sebagai peralihan antara bagian-bagian karangan.
3. Dialog antar narasi diperlakukan sebagai satu alinea.
     Adapun tujuan pembentukan alinea adalah :
a. Memudahkan pegertian dan pemahaman terhadap satu tema.
b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.


Macam-Macam Alinea


1. Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya

a. Paragraf Deduktif: Paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraph.
b. Paragraf Induktif: Paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian akhir paragraph.
c. Paragraf Deduktif-Induktif: Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
d. Paragraf penuh kalimat topik: Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

2. Jenis paragraf menurut sifat isinya
     Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga
     Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam, yaitu:

a. Paragraf Persuasif : Isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca
b. Paragraf argumentasi : Isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang mendukung.
c. Paragraf naratif : Isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
d. Paragraf deskritif : Paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
e. Paragraf eksposisi : Paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.

3. Jenis paragraf menurut fungsinya dalam karangan
      Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
a. Paragraf Pembuka
     Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat pembaca.
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

b. Paragraf Pengembang
   Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1. Mengemukakan inti persoalan.
2. Memberikan ilustrasi.
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
4. Meringkas paragraf sebelumnya.
5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.

c. Paragraf Penutup
    Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
     Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu panjang.
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.


Syarat-Syarat Pembentukan Alinea


1. Kesatuan: Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.


Contoh Alinea

1. Contoh alinea dengan gagasan utama di awal

Komunikasi umumnya tampil dalam bentuknya yang informatif, edukatif dan persuasive. Maksudnya, komunikasi biasa digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mendidik, atau mempengaruhi persepsi lawan bicara sehingga terbentuk sikap dan bahkan opini baru.

2. Contoh alinea dengan gagasan utama di akhir

Orang tua, siapa pun diaƂ  janganlah menjajah anak. Sebaliknya anak patutlah selalu ingat hahwa sejahat-jahatnya orang tua, dia tidak akan sampai hati membunuh anak hanya karena haknya tidak dipenuhi oleh anak. Namun perlu sekali menyadari, bahwa orang tua selamanya menghendaki yang baik bagi anaknya, sekalipun harus diakui bahwa yang menurutnya baik itu, tidak selalu demikian menurut ukuran umum. Dengan demikian, yang perlu ialah bagaimana menciptakan cara terbaik untuk mencapai saling pengertian.

3. Contoh alinea dengan gagasan utama di awal dan di akhir

Mencari dasar baru yang kekal, aman, dan pasti, bukan perkara kecil. Satu langkah ke depan dalam hal ini sulit sekali. Sebaliknya, satu langkah ke belakang yang tanpa kita sadari mudah sekali terjadi. Karena itu, sering kita terjebak langkah mundur dari sekarang. Iitulah yang sedang kita alami.



Sumber:
1. http://capungtempur.blogspot.com/2010/11/pengertian-alinea-dan-jenis-jenis.html
2. http://dheny90.blogspot.com/2010/11/pengertian-alinea_06.html

Wednesday, October 23, 2013

Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.


Ciri-ciri dari kalimat efektif
1.   Perpaduan kata
2.   Keparalelan bentuk dari kalimat
3.   Kelogisan bahasa yang digunakan
4.   Kehematan kata dalam suatu kalimat
5.   Kecermatan penalaran
6.   Kesepadanan struktur kalimat
7.   Penyimpulan suatu gagasan
8.   Ketegasan makna / arti


Syarat-syarat dalam kalimat efektif

1. Koherensi 

Koherensi kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah penempatan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik. 

Contoh Kalimat Koherensi: 

- Baik : Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebuh kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya. 

- Tidak Baik : Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing. 

2. Kesatuan 

Sebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.

Contoh kalimat kesatuan:

- Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
- Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

3. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif merupakan pembatasan dalam pemakaian kata, frasa, atau bentuk-bentuk bahasa. Kehematan ini menyangkut soal gramatikal dan soal semantik. Kehematan tidak bahwa kata yang perlu atau yang menambah nilai-nilai artistik boleh dihilangkan.

Contoh kalimat kehematan: 

- Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif) 
- Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

4. Keparalellan

Paralelisme dalam komposisi ialah bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial. Pikiran dan gagasan yang sama biasanya dinyatakan dalam bentuk-bentuk bahasa dalam kalimat sehingga pikiran-pikiran yang lain dan sama harus dinyatakan dalam bentuk yang sama.

Contoh kalimat keparalellan:

- Meja  itu harus segera dirapikan, dibereskan, dan dilakukan pembersihan. (tidak efektif)
- Meja  itu harus segera dirapikan, dibereskan, dan dibersihkan. (efektif)

5. Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
a. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh : 
- Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.

b. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

c. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
- Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

d. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
- Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

6. Kevariasian

Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu:
a. Variasi sinonim kata
  Penjelasan-penjelesan yagn berbentuk kelompok kata pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan. Seribu puspa di taman bungan seribu wangi menyegar cita (BKI). Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
  Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yang tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
   Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan.

Contoh kalimat variasi: 

-Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.(tidak efektif)
-Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.(efektif) 
-Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.(efektif)




Sumber:
1.http://arifjacob.blogspot.com/2010/10/pengertian-kalimat-efektif-dan-contoh.html
2.http://beingsmartinafunway.blogspot.com/2010/12/kalimat-efektif.html
3.http://dewisofia03.wordpress.com/2012/10/21/pengertian-kalimat-efektif/

Kata & Pilihan Kata


A. Pengertian Kata

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
  1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
  2. Konversasi bahasa.
  3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
  4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).

Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki.

Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya : Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’ kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya dan menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.


B. Imbuhan Dari Bahasa Asing
Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.

Macam-macam Imbuhan Asing dan maknanya

 a. Imbuhan asing dari bahasa Daerah
    1. Awalan tak = tidak.
        Contoh: tak sadar,tak aktif,tak sosial,dsb.
    
     2. Awalan serba = seluruhnya/semuanya.
         Contoh: serba merah, serba susah,dsb.
    
     3. Awalan tuna = kehilangan sesuatu,ketiadaan, cacad.
         Contoh: tuna karya, tuna wisma, tuna susila, dsb.

  b. Imbuhan asing dari bahasa Sanskerta
     1. Bentuk awalan sebagai berikut:
         Awalan maha = sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan 
         dwi = dua, dsb.
         Contoh:Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.
    
   2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing (wan, -man, -wati,-i,-wi,-ah ,
        -er, -al, -ik, -if, -is, -isme, -isasi, -logi, -or)
       Makna akhiran wan, -man, -wati adalah sebagai berikut : 
        - Menyatakan orang yang ahli.
           Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb.
        - Menyatakan orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu.
           Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan.
        - Orang yang memiliki sifat khusus.
           Misalnya : hartawan dan dermawan.
        - Menyatakan jenis kelamin.

       Makna akhiran -i,-wi,-ah adalah sebagai berikut:
        - Alami, badani, insani, hewani, artinya menyatakan 'bersifat...'.
        - Duniawi, surgawi artinya menyatakan 'bersifat...'.
        - Jasmaniah, ilmiah, harfiah artinya 'mempunyai sifat..'.
   
       Makna akhiran -er, -al, -ik, -if, -is, -isme, -isasi, -logi, -or:
       Imbuhan asing tersebut berasal dari bahasa Barat. Contohnya sebagai berikut:
       - Tuti bekerja sebagai tenaga honorer di Bank BNI (bersifat honor).
       - Kalau berbicara itu harus obyektif (berdasarkan objek).


C. Upaya Pengindonesiaan
Dalam bahasa Indonesia kedudukan kata dalam satuan sintaksis yang lebih besar menentukan sifat hubungannya dengan kata lain. Kata benda kayu dapat mensifatkan kata lain seperti halnya kata sifat bagus. Seperti hanya bagus pada meja bagus, kayu, juga mensifatkan meja pada meja kayu. Dalam bahasa Indonesia kata kayu tidak mengalami perubahan bentuk, dan semata-mata posisinya dalam satuan sintaksis yang menempatkannya sebagai atribut. 

Menurut kaidah bahasa Indonesia barangkali kata morfologi atau akademi tidak perlu berubah apabila berpindah posisinya, misalnya pada morfologi bahasa Indonesia dan proses morfologi, serta akademi bahasa Indonesia dan pembantu dekan bidang akademi. Urusan akademi dan urusan akademis maknanya berbeda; yang pertama menyatakan hubungan kemilikan yang kedua hubungan kesifatan. Tetapi hubungan makna itu barangkali baru timbul setelah bahasa Indonesia menyerap kata-kata asing yang berbeda bentuknya itu. 

Untuk menegaskan perbedaan hubungan makna itu, untuk kata-kata dalam bahasa Indonesia sendiri digunakan konfiks ke-an, contohnya: sifat ibu dan sifat keibuan, uang negara dan kunjungan kenegaraan.

Seperti yang digariskan di dalam Pedoman Pembentukan Istilah, mengingat akhiran –ik banyak digunakan untuk menandai kata benda (statistic, linguistic, semantic, logistic, dan sebagainya) untuk kata sifat hendaknya digunakan –is, kecuali pada kata-kata: simpatik, unik, alergik, spesifik, karakteristik, analgesik. 

Akhiran yang berasal dari bahasa Arab, yang terasa lebih bersifat Indonesia, dapat digunakan untuk menerjemahkan kata-kata asing, misalnya penalaran mantiki (logika reasoning), antropologi ragawi (physical anthropology), makhluk surgawi (devine being), terjemahan harfiah (letteral translation) dan sebagainya. 

Pembedaan tunggal-jamak seperti pada politikus dan politisi, kriterium dan kriteria, datum dan data, unsur dan anasir tidak begitu diperhatikan dalam bahasa Indonesia. Memang sesudah terserap dalam bahasa Indonesia kata-kata itu tentu saja tidak perlu tunduk pada kaidah bahasa aslinya. Kalau politisi, kriteria, data dan unsur yang lebih banyak dipakai boleh saja untuk menyatakan jamak kata itu diulang menjadi politisi-politisi, kriteria-kriteria, data-data atau unsur-unsur. Begitu juga kalau dalam suatu upacara penguburan seorang yang memberikan sambutan mengajak para hadirin berdoa agar arwah almarhumah diberi tempat yang layak di sisi Tuhan.

Dengan alat-alat ketatabahasaan diharapkan bahwa bahasa Indonesia menjadi lebih luwes dalam menyatakan kembali berbagai konsep dalam berbagai bidang ilmu yang berasal dari Barat. Kemampuan untuk menyerap berbagai gagasan dari Barat dan mengungkapkannya kembali dalam bahasa Indonesia, diharapkan semakin meningkat. Kata-kata asing tidak kita pungut begitu saja, melainkan diusahakan agar dapat dinyatakan dengan kata-kata yang lebih bersifat Indonesia.


D. Hubungan Makna Kata (Sinonimi, Homonimi, Hiponimi, Polisemi, Antonimi)

1. Sinonim
    Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. 
    Contoh :   
    a. Yang sama maknanya : Sudah – telah, Sebab – karena. 
    b. Yang hampir sama maknanya : Untuk-bagi-buat-guna, Cinta-kasih-sayang.
    Contoh kalimat : Kemarin Rido menyatakan cinta kepada perempuan yang dia 
                                  cintai tapi dia sudah memiliki wanita pujaan hati. 

2. Homonim 
    Yaitu dua kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama, tetapi maknanya 
    berbeda.
    Contoh :
    Buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi” 
    Buku 2 : buku tulis. 
    Contoh kalimat : Setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi. 

3. Hiponim
     Yaitu relasi antar kata yang yang berwujud ats-bawah , atau dalam suatu makna
     terkandung sejumlah makna yang lain.

4. Polisemi 
    Yaitu satu kata yang memiliki makna banyak.
    Contoh :  JATUH 
    1.Didit jatuh dari sepeda.
    2.Harga gabah jatuh. 
    3.Setiba di runah dia jatuh sakit. 
    4.Nilainya jatuh dalam ujian.
    Contoh kalimat : Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu 
                                   sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. 

5. Antonim 
    Yaitu kata-kata yang berlawanan makna.
    Contoh :
    Besar – kecil, siang – malam, panjang-pendek.
   Contoh kalimat: Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian Bahasa
                                 Inggris sangat rendah.


Sumber:
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Kata
2.http://www.slideshare.net/Edhots/imbuhan-asing-13796931
3.http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/bahasa-indonesia/pembentukan-kata
4.http://shistaiitha.blogspot.com/2010/11/contoh-kalimat-penghubung-makna.html

Sunday, September 29, 2013

Ragam & Laras Bahasa

 Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut ias berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi banana baku itu sendiri . Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri .

Jenis ragam bahasa:
1. Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa jurnalistik
- Ragam bahasa ilmiah
- Ragam bahasa sastra

2. Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas ragam lisan yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa cakapan
- Ragam bahasa pidato
- Ragam bahasa kuliah
- Ragam bahasa panggung
 
3. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa teknis
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa catatan
- Ragam bahasa surat

4. Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
- Ragam bahasa resmi
- Ragam bahasa akrab
- Ragam bahasa agak resmi
- Ragam bahasa santai 



 Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu beku, resmi , konsultatif, santai, dan akrab.

Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.




Sumber:
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Laras_bahasa
2.http://danangharda.blogspot.com/2010/10/fungsi-laras-dan-ragam-bahasa.html

Peranan & Fungsi Bahasa

Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili. Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kitaharus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa.


Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:
  • Tujuan praktis: Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
  • Tujuan artistik: Manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah- indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
  • Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
  • Mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).


Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia.

Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
  1. Fungsi praktis: Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
  2. Fungsi cultural: Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
  3. Fungsi artistic: Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
  4. Fungsi edukatif: Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Fungsi politis: Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan. Mencermati keadaan dan perkembangan dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan manusia.


Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi. Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb:

1. Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.

2. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.



Fungsi bahasa secara khusus, kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia secara umum Istilahke dudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar, bahkan pernah kita pakai. Misalnya dalam kalimat “Bagaimana kedudukan dia sekarang?”, “Apa fungsi baut yang Saudara pasang pada mesin ini?”, dan sebagainya. Kalau kita pernah memakai kedua istilah itu tentunya secara tersirat kita sudah mengerti maknanya.

Hal ini terbukti bahwa kita tidak pernah salah pakai menggunakan kedua istilah itu. Kalau demikian halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan dan fungsi bahasa? Samakah dengan pengertian yang pernah kita pakai? Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.

Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari- hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.

Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipakai oleh pemakainya (baca: masyarakat bahasa) perlu dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan ‘label’ yang diberikan akan mempengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan. Pemakainya akan menyikapinya secara jelas terhadapnya. Pemakaiannya akan memperlakukannya sesuai dengan ‘label’ yang dikenakan padanya. Di pihak lain, bagi masyarakat yang dwi bahasa (dwilingual), akan dapat ‘memilah-milahkan’ sikap dan pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya. Mereka tidak akan memakai secara sembarangan. Mereka bisa mengetahui apan dan dalam situasi apa bahasa yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa yang lainnya dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa (-bahasa) itu akan menjadi terarah. Pemakainya akan berusaha mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah disepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur bahasa lain yang ‘masuk’ ke dalamnya.

Unsur-unsur yang dianggap menguntungkannya akan diterima, sedangkan unsur- unsur yang dianggap merugikannya akan ditolak. Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk menentukan kapan, misalnya, suatu unsur lain yang mempengaruhinya layak diterima, dan kapan seharusnya ditolak. Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan- ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.


Sumber:
1.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/

Sunday, July 7, 2013

Pendapatan Ekonomi Sebagai Indikator Kemakmuran Ekonomi (PAPER)


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

Pendapatan Nasional memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara serta kestabilan perekonomian satu negara dan negara lainnya, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu Negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangpajak tidak langsung.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.


Dampak Pendapatan Nasional (Luar Negeri)
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu syarat mutlak bagi negara-negara dunia ketiga atau Negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk memperkecil jarak (gap) ketertinggalannya di bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi di Negara-negara tersebut, yang pada umumnya dimotori oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang tersedianya sumber daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang sering kali berperan sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah Negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal dari luar negeri melalui berbagai jenis pinjaman atau lebih sering disebut hutang luar negeri.

Dalam jangka pendek, hutang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN), akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata hutang luar negeri pemerintah tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Pada masa krisis ekonomi, hutang luar negeri Indonesia, termasuk hutang luar negeri pemerintah, telah meningkat sangat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga, menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah hutang luar negeri yang baru untuk membayar hutang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi hutang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melalui APBN RI dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya para wajib pajak di Indonesia.

Sejak krisis dunia pada awal tahun 1980-an, masalah hutang luar negeri Negara-negara berkembang semakin memburuk. Negara-negara tersebut semakin terjerumus dalam krisis hutang luar negeri, walaupun ada kecenderungan bahwa telah terjadi perbaikan atau kemajuan perekonomian di Negara-negara itu. Peningkatan pendapatan per kapita atau laju pertumbuhan ekonomi yang semakin baik di Negara-negara tersebut belum berarti bahwa Negara-negara itu dapat dikategorikan menjadi golongan Negara yang maju, dalam arti struktur ekonominya telah berubah menjadi struktur ekonomi industri dan perdagangan luar negerinya sudah mantap. Sebab pada kenyataannya, besar-kecilnya jumlah hutang luar negeri yang dimiliki oleh banyak Negara yang sedang berkembang lebih disebabkan oleh adanya defisit current account, kekurangan dana investasi pembangunan yang tidak dapat ditutup dengan sumber-sumber dana di dalam negeri, angka inflasi yang tinggi, dan ketidakefisienan struktural di dalam perekonomiannya.

Suatu Negara akan dapat mengendalikan hutang luar negeriya bila memiliki struktur finansial yang kuat dan kokoh, dalam hal ini pendapatan nasional Negara tersebut mampu memikul beban langsung yang berupa pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri dan bunganya (debt service) dalam bentuk uang kepada kreditur di luar negeri, karena hutang luar negeri selalu disertai dengan kebutuhan devisa untuk melakukan pembayaran kembali. Pembayaran cicilan hutang luar negeri beserta bunganya merupakan pengeluaran devisa yang utama bagi banyak Negara-negara debitur. Dengan meningkatnya pendapatan nasional, suatu Negara dapat meningkatkan kerjasama dengan Negara lain baik itu kerjasama bilateral maupun multilateral, sehingga dapat membina hubungan yang lebih baik dengan Negara lain, dan bukan tidak mungkin akan meningkatkan derajat Negara di mata Negara lain dan dunia internasional. Namun meningkatnya pendapatan nasional Negara juga membawa dampak yang kurang baik, karena dengan meningkatnya pendapatan nasional berarti kegiatan perekonomian suatu Negara sudah dapat dikatakan berhasil, sehingga banyak Negara lain yang ikut menanamkan modal di dalam kegiatan perekonomian Negara tersebut. Dengan masuknya pihak investor asing dalam pasar internasional di suatu Negara, maka secara tidak langsung akan membawa kebudayaan baru ke dalam Negara tersebut, yang mungkin dapat menggeser kebudayaan Negara tersebut. Dampak buruk lainnya, bila dua Negara melakukan kerjasama akan terjadi kecurigaan atau ketidakpercayaan yang disebabkan oleh minimnya transaksi yang dilakukan dengan pertemuan langsung antar kedua Negara. Jadi, pendapatan nasional dapat berdampak baik maupun buruk bagi suatu Negara, khususnya dalam hubungannya dengan Negara lain (dunia internasional). Namun terlepas dari itu, suatu Negara sudah seharusnya membina hubungan baik dengan Negara lain lewat berbagai kerjasama yang mungkin dapat dilakukan di berbagai bidang seperti bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan lainnya agar dapat meningkatkan pendapatan nasional Negara tersebut di masa yang akan datang.

Kesimpulan
Pendapatan Nasional menentukan tingkat kemakmuran suatu negara dan juga bisa dijadikan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan ekonomi suatu negara. Pendapatan Nasional Luar Negri berpengaruh langsung terhadap hubungan antar negara-negara untuk menanamkan modalnya pada suatu negara guna menciptakan kemajuan bagi negara tersebut. ada beberapa dampak yang diakibatkan dariPendapatan Nasional terhadap Luar Negri itu sendiri, diantaranya:
* Dampak positif dari pendapatan nasional bagi luar negeri adalah dapat meningkatkan kerja sama dengan negara lain dengan begitu akan tercipta suatu kekuatan ekonomi antar kedua negara tersebut, kemudian dapat meningkatkan derajat suatu negara di mata negara lain, maksudnya adalah negara dengan pendapatan ekonomi yang stabil akan menjadi tujuan investasi modal dari negara lain, dengan begitu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.
* Dampak negatifnya adalah masuknya kebudayaan asing yang bisa menggeser kebudayaan lokal atau budaya asli dari suatu negara, kemudian dengan menjalin kerja sama antar kedua buah negara yang berbeda akan membuat jarak temu yang berakibat menimbulkan rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan.html
http://farahriza-farahriza.blogspot.com/p/penilaian-tingkat-kemakmuran-dan.html?m=1
http://panduzone.blogspot.com/2011/04/dampak-pendapatan-nasional-luar-negeri.html?m=1

Tuesday, July 2, 2013

Makalah Pertumbuhan Ekonomi


BAB I
PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Masalah
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara - cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonomi dan politisi dari semua negara, baik negara - negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistikanya yang berkenan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhannya yang membesarkan hati. "Pengejaran pertumbuhan" merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.

Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda yaitu Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distiribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.


B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ternyata memang beda antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi. Hal yang akan dibahas disini adalah apa sajakah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.


Bab II
TINJAUAN PUSTAKA



A. PENGERTIAN
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agrerat per kapita.
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang.

B. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori Pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi 2 :
1.Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
a. Fredeerich List (1789-1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich listber adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen Theorien (Teori Tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi dibagi 4 sebagai berikut :
1). Masa berburu dan mengembara
Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri.
2). Masa berternak dan bertanam
Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam.
3). Masa bertani dan kerajinan
Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memlihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengejar usaha sampingan.
4). Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan.
Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
b. Karu Bucher (1847-1930)
Tahap Perekonomia dapat dibagi menjadi 4 :
1). Rumah tangga tertutup.
2). Rumah tangga kota.
3). Rumah tangga bangsa.
4). Rumah tangga dunia.
c. Werner Sombart (1863-1947)
1). Prakapitalisme (Varkapitalisme).
2). Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme).
3). Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus).
d. Walt Whitmen Rosfow (1917-1979)
1). Masyarakat tradisional (Teh Traditional Society).
2). Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off).
3). Lepas landas (Take off).
4). Perekonomian yang matang/dewasa (Matarty of economic).
5). Masa ekonomi konsumsi tinggi (High mass consumption).

2.Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
a. Teori pertumbuhan menurut Adam Smith
An Inquiry into the natur and causes of the wealth of the nation, teorinya yang dibuat dengan teori The Invisible Hands (Teori tangan-tangan gaib).
Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh 2 faktor yang saling berkaitan:
1). Pertumbuhan Penduduk
2). Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini:
1). Sumber-sumber alam
2). Tenaga Kerja (Pertambahan Penduduk)
3). Jumlah Persediaan
b. David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Richardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Pendapat Richardo ini sejalan dengan teori yang dikemukanan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (Hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (1,2, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (1,2,4,8,16, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.
Teori pertubuhan ekonomi Neoklasik
c. Robert Sollow
Robert Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan output yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
d. Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbuhan ekonomi menurut Harrod dan Domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.
e. Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.

C. UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Apakah alat yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara? Menurut M. Suparko dan Maria R.Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yag global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupaka ukuran yanh lebih tepat karena telah memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatan perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.
3. Pendapatan Per Jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan dengan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.

D. MODEL-MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Harrord Domar
Keadaan "Steady-State Growth


Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adalah model pertumbuhan yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, model itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang menjadi teori jangka panjang.
Pada model Harrod-Domar investasi diberikan peranan yang sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh kembar. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi mempengaruhi kepasistas produksi nasional dengan menambah stok modal yang tersedia.
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya sebagai "Pertumbuhan Ekonomi yang Mantap (Steady-State Growth)" efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengaharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (Golden Age).
Disamping iu Harrod mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi atau inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya akan menjadi hancur (Jadi keseimbangan yang tidak stabil).
Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan didalam modelnya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh seulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Model Neo-Klasik sebagaimana dikemukakan oleh solow (juga Swan) mencoba memperbaiki kelemahan model Harrod-Domar dengan mengolah asumsi yang mengenai fungsi produksi yang digunakan, dari fungsi produksi dengan proporsi tetap, menjadi fungsi produksi dengan proporsi yang variabel.
Berbeda dengan visi Harrod-Domar yang suram dan menakutkan visi teori Neo-Klasik adalah visi yang menggembirakan dan serasi dengan proses ekonomi yang otomatik dan mekanistik. Kelemahan pokok teori Neo-Klasik adalah dihilangkannya peranan pengharapan para pengusaha yang dalam teori Keynes menduduki peranan sentral.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN



A. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil "neto" atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut invetasi "infrastruktur" ekonomi dan social. Di samping invetasi yang bersifat langsung banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk menginvestasikan dana dalam berbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap manusia.
Segenap kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk investasi yang menjurus ke akumulasi modal.
2. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap sebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domesticnya. Meskipun demikian, kita masih mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di Negara-negara berkembang (sehingga banyak diantara mereka yang mengalami kelebihan tenaga kerja) benar-benar akan memberikan dampak positif, atau justru negatif, terhadap pembangunan ekonominya. Sebenarnya, hal tersebut (positif atau negativenya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi) sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan Teknologi (Technological Progress) bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (laborsaving technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capitalsaving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajakan tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kamajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimbah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape, televise, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting technological progress). Jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi pertanian.

B. MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Posisi negara-negara berkembang dewasa ini dalam banyak hal berbeda dengan yang dimiliki oleh Negara-negara maju pada saat lepas landas ke arah era pertumbuhan ekonomi modern. Dalam kondisi awal tersebut, paling tidak terdapat delapan perbedaan penting yang memperngaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern. Kedelapan butir perbedaan yang utama dan yang perlu dianalisis lebih lenjut itu adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia.
2. Perbedaan perdapatan per kapita dan tingkat GNP dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
3. Perbedaan iklim.
4. Perbedaan jumlah penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya.
5. Peranan sejarah migrasi internasional.
6. Perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan dari perdagangan internasional.
7. Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah da teknologi dasar.
8. Stabilitas dan flektibilitas lembaga-lembaga politik dan sosial.
Oleh karena itu agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat dilakukan upaya perbaikan di segala bidang dan mengeluarkan berbagai macam kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi di setiap negara berbeda-beda tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan/penghasilan dari penduduknya. Jika pendapataan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.
Beberapa ahli ekonomi mengemukakan pertumbuhan ekonomi dengan persepsi yang berbeda-beda. Seperti pada aliran klasik Neo Klasik. Sebagai contoh nya: Robert Solow mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil/output. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi dalam arti yang berbeda-beda.
Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu negara terus memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok seperti minya yang katanya bisa menjadikan lebih baik tingkat perekonomian kita.

B. Saran

Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujudnya bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan kesehatan dasar masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sektor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Sepertinya telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-negara maju oleh kelompok kaya yang sesungguhnya bisa menabung.
5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara insentif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan yang bisa mengeram atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis dan ekonomi.
6. Pemerintah dapat meningkatkan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapastias produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi. Tetapi juga faktor permintaan luar negri . Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.


DAFTAR PUSTAKA
Bambang Sutrisno. Pengantar Ekonomi